Posthing.id – Drs. I Yongky Sugiarto, Apt., Str. Kes., seorang ahli Pengobatan Tiongkok (akupunktur) yang berpraktik di Bintaro – seputar Jakarta Selatan dan Tangerang Selatan, hadir sebagai narasumber dalam acara Studium Generale bertema “Perspektif Pengobatan Tradisional China dan Tibbun Nabawi – Dalam Harmoni”.
Acara ini diselenggarakan oleh Program Studi Farmasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan berlangsung di Auditorium M.K. Tajudin, dengan dihadiri oleh civitas akademika yang terdiri dari dekan, kaprodi, dosen, mahasiswa, Rabu (25/6/2025).
Dalam pemaparannya, sosok pria yang dikenal juga sebagai Sinshe Yongky menjelaskan bahwa Traditional Chinese Medicine (TCM) dan Tibbun Nabawi memiliki nilai manfaat yang sejalan. Prinsip utama TCM seperti Bu Shang Ren yang berarti tidak merusak tubuh selaras dengan prinsip Islam la dharara wa la dhirar, yakni tidak menyakiti dan tidak disakiti. Modalitas utama TCM seperti akupunktur, herbal, terapi Qi Gong, pijat Tuina, serta pengaturan pola makan berdasarkan teori lima unsur telah digunakan selama ribuan tahun. Di sisi lain, Tibbun Nabawi mengandalkan pemanfaatan bahan-bahan alami seperti madu, habbatussauda, serta praktik hidup sehat sesuai sunnah Rasulullah SAW.
Sinshe Yongky juga menegaskan bahwa Pengobatan Tradisional China bukan hanya berkaitan dengan pengobatan semata. Di dalamnya terkandung pendekatan holistik yang menyentuh aspek preventif, keseimbangan energi tubuh, hingga pengelolaan gaya hidup, termasuk pola makan yang sehat. Hal ini menjadi peluang luas untuk dikaji. Karena itu, penting untuk membuka ruang diskusi lintas jurusan—tidak hanya terbatas pada bidang farmasi atau kesehatan saja. Mahasiswa dari rumpun keilmuan lain seperti psikologi, sosiologi, budaya, bahkan komunikasi pun dapat berkolaborasi untuk memperkaya pendekatan terhadap kesehatan dan pemahaman masyarakat tentang pengobatan tradisional.
Menariknya, Sinshe Yongky tidak hanya menjelaskan secara teori, tetapi juga melakukan demonstrasi praktik akupunktur langsung di hadapan peserta. Demonstrasi ini memberikan gambaran nyata mengenai efektivitas dan teknik dasar akupunktur, sehingga peserta dapat memahami ilmu tersebut secara lebih konkret dan menyeluruh.
Mahasiswa tampak antusias selama sesi berlangsung, terutama ketika sesi diskusi dibuka. Banyak dari mereka mengaku mendapatkan sudut pandang baru mengenai pengobatan tradisional — baik dari segi ilmiah, kultural, maupun spiritual.
Acara dibuka dengan sambutan oleh Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan, Prof. Dr. Apt. Zilhadia, M.Si dan ditutup dengan doa bersama yang diikuti seluruh peserta.
Di akhir sesi, Sinshe Yongky menyampaikan terima kasih kepada dekan, kaprodi, dosen, serta seluruh mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta atas sambutan hangat dan partisipasi aktifnya. Seluruh hadirin mengungkapkan kegiatan seperti ini membawa manfaat dan keberkahan, serta menjadi ruang kolaboratif untuk mengembangkan ilmu dari berbagai sisi—menggabungkan nilai tradisional, pendekatan ilmiah, dan kekayaan spiritual.